KISAH MENYEMANGATI SEORANG BAPA UNTUK MELANJUTKAN KULAH MENYELESAIKAN SARJANA
KISAH MENYEMANGATI SEORANG BAPA UNTUK MELANJUTKAN KULAH MENYELESAIKAN SARJANA
Pada Tahun 1994 , saya pulang ke Kampung di Sumatra Utara menjalani waktu Cuti. Setelah tiba di kampung, saya bertemu dengan seorang Bapa yang bekerja sebagai Guru di satu sekolah. Ketika bertemu dengan beliau, dia menyapa saya dengan mengatakan, bahwa kamu enak ya sekarang. Saya menjawab dengan memberikan penjelasan, jika saya menceritakan semua perjuangan hidupku dan segala kesulitan yang dilalui, di akhir cerita kamu akan memberikan respond, oh pantaslah yaa kamu bisa enak seperti sekarang. Sementara saya menjelaskan dengan panjang lebar dan cukup banyak berbicara serta capek. Lalu saya bertanya , apakah dia mau enak dan dikemudian hari ada orang menyebut hal yang sama kepadanya bahwa kamu enak sekarang. Beliau menjawab, saya mau , tapi bagaimana caranya ? Saya menjawab , mau tau caranya ? Jawabnya : Ia saya mau. Jika mau, besok saya ajak jalan jalan ke Parapat berwisata dan saya akan membuka otakmu agar bisa melihat pemikiran yang lebih luas. Saya tidak punya uang , timpalnya. Saya juga merespon , saya tau kamu tidak punya uang, tapi saya akan membiayaimu.
Kamipun berangkat ke menuju Prapat lewat Selat Malaka ke Tanjung Balai. Dalam perjalanan saya memulai menceritakan bagaimana Tuhan menolong saya dalam segala kesulitan dan tantangan yang saya hadapi. Saya juga menceritakan bagaimana Tuhan memberikan berkat kepada Ibu saya dan apapun yang djamah tangan Ibu saya, Tuhan memberkati. Mujizat Tuhan bisa terjadi jika kualitas iman yang kita miliki berada di level yang tinggi dimana mujizat itu bisa bekerja. Dalam penjelasan yang saya sampaikan, dia mengalami kesulitan mempercayai dengan menjawab kalau saya kuliah saya tidak puya uang. Saya menjelaskan bahwa Uang bukanlah satu satunya hambatan untuk melanjutkan kuliah. Kami mengingap di Hotel Marsh di Parapat. Selama perjalanan dan menikmati keindahan alam Danau Toba, saya berbicara untuk mengangkat Iman dan keyakinannya untuk berangkat kuliah ke Bandung meneruskan kuliahnya. Dalam usaha meyakinkannya dengan memberikan penjelasan dan perjalanan perkuliahan saya yang mengalami perjuangan, pembicaraan sudah larut malam, saya bertanya kepada beliau, apakah akan pergi ke Bandung untuk melanjutkan perkuliahannya atau tidak. Jika ya, saya meminta beliau turun dari tempat tidurnya dan mengajaknya berdoa sebagai bentuk penyerahan kepada Tuhan dan menjadikan tugu penyemangatan mulainya satu langkah perjuangan. Jika tidak pergi, maka lanjutkan saya tidur. Dia menjawab, saya akan pergi ke Bandung melanjutkan kuliah saya. Lalu saya meminta dia turun , kami berdoa bertelut ditengah malam itu.
Ke esokan harinya kami pulang dan sayapun kembali bekerja di PT. Lusang Mining - Gold Mining Project. Tidak lama kemudian dia kuliah namun hanya sendiri. Dia tidak yakin dapat hidup bersama jika istrinya ikut ke Bandung dan berkata apa yang akan kami makan ? Saya menjawab tetap makan nasi. Pada kunjungan saya melihatnya diperkuliahanya, kami berbincang bincang dan meyakinkan beliau bahwa akan jauh lebih baik jika di dampingi Istrinya , mendukungnya dan mengurus makanannya. Dan akhirnya dia memanggil Istrinya dan mendampinginga berkuliah, dan terbukti tatanan kehidupanya jauh lebih baik didampingi Istrinya. Dengan berkat Tuhan kepada keluarga, Istrinya bisa bekerja dan menolong ekonomi keluarga. Selama 1 tahun dia kuliah tanpa ditemani istri, namun di tahun selanjutnya dia memanggil istrinya mendampingi kuliah dan terbukti jauh lebih baik . Menjelang Wisuda saya bertanya bagaimana tentang biaya perkuliahannya , ditemukan bahwa dia memerlukan dukungan Finansial, dan akhirnya kita membantu beliau menyelesaikan tunggakan Uang Kuliahnya dan menyelesaikan Pendidikannya menjadi Sarjana.
Kini belau bekerja sebagai seorang Pendeta dan anak2nya sudah kuliah dan bekerja serta menjadi keluarga yang sukses.