KISAH MENYEMAGATI SEORANG MENJADI SARJANA
KISAH MENYEMAGATI SEORANG MENJADI SARJANA
Kisah ini menceritrakan seorang ayah dan keluarganya yang hijrah dari sumatera utara ke kota Bandung yang berencana untuk melanjutkan kuliahnya ke satu Univeritas di Bandung pada tahun 1989. Universitas dimana dia merencanakan studinya menyediakan perumahan disekitar kampus untuk yang berkeluarga. Setelah saya mendapat informasi bahwa keluarga ini pindah dari sumatra ke Bandung, saya pergi mencarinya ke perumahan Maried Student untuk berbagi pengalaman agar dia juga tetap semangat dalam menjalani segala tantangan demi tantangan agar dia dapat menyelesaikan studinya dengan baik. Setelah saya mencari kesana kemari, saya tidak menemukan dimana mereka tinggal, setelah beberapa bulan mencarinya, dipastikan bahwa mereka tidak melanjutkan studinya.
Saya melakukan pencarian di kota Bandung, melalui teman, sahabat, dan juga sudara dalam satu iman. Akhirnya setelah enam bulan lebih, saya mendapat informasi bahwa mereka tinggal di daerah Jamika-Bandung. Saya melakukan pencarian kedaerah Jamika, dari RW dan RT, setelah beberapa kali pencarian, saya menemukan keluarga ini di satu rumah yang sederhana. Saya dipersilahkan masuk ke rumah dan mencoba mencari tahu alasan mengapa mereka tidak melanjutkan pendidikan sesuai dengan rencana keberangkatan dari daerah sumatera utara. Lalu mereka menceritakan perjalanan mereka, yaitu setelah tiba di Bandung, mereka singgah di rumah saudaranya. Saudaranya menanyakan , apakah sudah menyediakan uang yang cukup untuk biaya pendidikan mereka. Semangat mereka tiba tiba kendor ketika saudaranya mengatakan bahwa uang tidak akan cukup untuk menyelesaikan pendidikanya. Kemudian memberikan saran, lebih baik mengumpulkan uang terlebih dahulu, setelah cukup maka pendidikan akan dilanjutkan. Dia menambahkan bahwa dia sendiri dapat sukses sekarang dengan menjadi pedagang dan membuka toko kecil, mampu membeli rumah dan beberapa angkutan kota.
Keluarga ini akhirnya mengikuti saran sudaranya itu, dan mereka membuka warung kecil dan menjakankan bisnis nya untuk mengumpulkan uang yang cukup untuk melanjutkan studinya. Sementara menjalankan bisnis kecilnya, agar tidak ketinggalan di pengetahuan Bapa ini mengikuti kursus bahasa Inggris, dan untuk menghemat biaya dia mendayung sepeda. Setelah belanja melengkapi warungnya diapun melanjutkan kursusnya dengan menggunakan alat tranportasi dengan sepeda, inilah yang menjadi rutinitas si Bapa setiap hari. Minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan, dalam menjalankan rutinitasnya si Bapa ini kelelahan dan jatuh sakit Lever. Dia kemudian dirawat di Rumah Sakit dan menghabiskan semua uang yang ada dan semua modal usaha warung habis , sampai mereka kehabisan uang dan membeli makananpun tidak ada. Mujizat terjadi dimana ada satu pipa yang ada terbentang didepan rumah yang selama ini tidak pernah mengeluarkan air, tiba tiba mengeluarkan air. Keluarga ini akhirnya menjual air yang keluar itu dan uang penjualan air itu digunakan untuk membeli beras dan keperluan untuk menopang kehidupan mereka. Saya masih melihat pipa itu pada waktu ibu ini menceritakan kejadian tersebut. Lalu saya menyambut kesaksian ibu ini dengan berkata, bahwa Tuhan mempunyai cara untuk menolong umatnya, seharusnya Bapa dan Ibu pergi ke kuliah dan menuntut ilmu sesuai dengan rencana semula. Saudara, kakak adek, orang tua dan keluarga mertua sudah memberikan doa restu untuk sekolah, bukan untuk berdagang ke Bandung. Saya meyakinkan dan menyampakan bahwa , Tuhan sudah menyediakan berkat berkuliah melalui jawaban Doa dari keluarga yang memberangkat mereka dan berkat itu harus digunakan dan supaya mendapatkannya harus berada di Universitas yang mereka tuju.
Saya memberikan pandangan dan penyemangatan kepada mereka, karena sudah merasakan bagaimana Tuhan memberikan pertolongan disaat benar benar memerlukannnya. Kamipun berdoa kepada Tuhan, dan dari beberapa kunjungan, akhirnya berhasil meyakinkan untuk melanjutkan perkuliahannya di Universitas. Sekali sebulan saya melakukan kunjungan untuk memantaunya dan memberikan semangat dan berdoa bersama kepada Tuhan, saya mengumpakan perjuangan mereka dengan satu pohon mangga yang ditanam dan akan menghasilkan buah suatu saat yg rasanya sangat manis. Beberapa perjuangan dan masalah pasti ada, namun harus diatasi dan dilalui meski pun itu sangat menyakitkan namun jika kita fokus pada buah yang akan dinikmati maka kesulitan akan berubah menjadi manis. Jadi harus tetap bertahan apapun yang menjadi masalahnya. Semester demi semseter akhirnya dilalui dengan bertahan, dan pada waktu tinggal satu semester lagi, saya mengatakan bahwa pohon mangga sudah berbuah dan akan mengasilkan buah yang matang dan siap untuk dinikmati.
Akhirnya perkuliahan selesai dan acara wisuda dilakukan, saya mengunjungi untuk mengucapkan selamat. Istrinya menyampaikan kesan dengan berkata, jika disaat saya datang untuk mengunjungi mereka, apapun yg saya lakukan saya berhenti dan duduk mendengarkan kata kata semangat dari ìto katanya, tapi sewaktu kami ditinggalkan , pikiran menerawang membayangkan keberhasilan yg saya sampaikan dengan berkata apa mungkin bisa terjadi sementara masalah begitu banyak menghadang, namun apa yg dulu saya tidak dapat bayangkan kini sudah kami rasakan. Dia menyampaikan dengan mata berkaca seraya mengucapkan terima kasih atas penyemangatan saya selama ini. Sayapun menjawab bahwa ucapan terima kasih saya terima dan saya anggap orang yang tau berterima kasih jika mereka mau melakukan yang sama kepada orang lain seperti yang saya lakukan kepada mereka. Kami berpisah dan menyampaikan selamat dan sukses mengamalkan ilmu dan pengabdian di masyarakat. Dia dipakai Tuhan menjadi pelayan seorang HambaNya dalam pekerjaan di Ladang Penginjilan di daerah Sumatra Kawasan Tengah.